Priscillia Sari Dewi

2014年11月1日の投稿とメンバーへのコメント

Priscillia Sari Dewi   +340 69

Walking Dead: The Members of JKT48 ep.3


Aku terlalu banyak nonton horror. Aku tau gitu, soalnya sekarang, ini bukan film horror lagi.

Sekarang? Kenyataan. Kenyataan bahwa baru saja di depan mataku, kak Rona nyaris kehilangan sebagian daging lehernya oleh gigitar zombie. Zombie yg kemudian kak Rona tusuk dengan apapun benda ditangannya sampai kepala itu seperti daging di tusuk sate.

Tapi itu tadi, beberapa menit yang lalu. Beberapa menit yg membuatku sadar kalau TV dan film membuat semuanya terlihat gampang, padahal nyatanya? Tidak. Beberapa menit yang lalu dan sekarang?

Aku ada diantara banyak zombie, dan untuk tetep hidup itu... Susah.

"AAAAAAHHHHHHH!" Ada suara teriakan dari belakangku, tapi aku udah gasempet lagi liat ke belakang. Gabisa. Karena saat ini ada satu zombie siap menggigitku.

Aku ayun sekuat tenaga tongkat baseball, yang kena ke rahang zombie. Rahangnya patah, tapi zombie itu masih menyerangku. Aku dorong kepalanya ke tembok sampai tongkat baseballku nusuk kepalanya.

Darah zombie mengalir di sisi tongkat baseballku. Aku cabut secepatnya. Ngga ada waktu untuk diam. Gada waktu utuk berhenti. Aku harus menerjang kedepan, melawan tumpukan zombie di depanku.

Benar kan. Sedetik aku bengong, ada zombie menerjang dari sisi kananku. Aku bisa dengar Dena teriak histeris. Tangan Dena kupegang erat. Aku gasempat mukul zombie itu. Ah, aku mati sekarang....

BRYAAAKKKKK

Nadila memukul kepala zombie itu ke samping dengan palu. Gatau dapet dari mana, gapenting. Yang penting aku selamat. Zombie itu agak goyah, dan aku sempet mukul kepala dia. Kupukul berkali kali. Pukul.
Pukul.
PUKUL.
Kepalanya hancur di lantai.

Aku ngeliat ke arah Nadila yg pucet. Kita sama2 tau, ini serangan asli. Bukan kayak yg kita liat doang pas nonton walking dead. Ini bukan TV. Ya Tuhan ini beneran terjadi?

"Jangan ke lift," Suara Nadila campur sama nafas yg abis. Dia kecapean. Aku ngangguk. Tadinya aku mau lari ke arah lift, tapi aku gabisa bayangin gimana jadinya kalau zombie masuk ke lift sama aku. Dan Dena.

"Ini zombienya belom terlalu banyak," katalu sambil terus lari ke arah eskalator. "Harusnya kalau kita ngehindar dan cuma bunuh pas butuh sih, bisa"

Nadila ikut lari di sampingku, dan Dena agak di belakang, kupegang tangannya erat erat. Aku gatau member lain di mana. Aku bisa denger teriakan mereka, liat kelebay baju mereka, tapi di mana-mana, yang keliatan jelas cuma gerombolan zombie.

Dan beberapa yg sekarang nutup jalan ke eskalator, bergerak ke arah kami.

Aku sama Nadila berusaha ngelawan zombie di depan kami. Berat. Badan mereka beras dan mereka kayak binatang lapar, gapeduli dipukulin gapeduli apapun, cuma mau makan daging kami. Aku mukul asal2an, yang penting mereka ada jarak sama aku. Nadila juga. Dena ngejagain samping agak belakang, nusuk2 zombie sebisa dia.

Dua zombie cewe nyerang aku, numpahin badan mereka kearahku. Aku tahan, tapi badanku kecil. Bert. Aku harus mukul mereka!

Reflek kupukul mereka pake tongkat baseball. Kupegang erat tongkat baseball pake dua tangan, terus kuayun kuat2 ke kepala mereka. Hasil latihan push up member JKT48 berguna, beberapa pukulan kepala mereka ancur.

Aku nafas kecapean. Nadila baru aja nusuk kepala zombie pake belakang palu. Kupegang erat2 pegangan baseball pake dua tangan.

Loh?
Dua tangan?
Aku... Aku tadi lagi gandeng Dena kan?!

"DENA?!" Aku berbalik, ke arah belakangku.

Zombie.
Zombie.
Zombie.
Ngga ada Dena.

"DENAAAAAAAAA?!" Air mataku mulai jatuh. Tapi barisan zombie itu tebel banget, aku gabisa lewat. Mereka denger teriakanku, dan berbalik ke arahku.

Nadila narik kerah bajuku, narik aku mundur, tapi aku nolak.

Tiba2 kudengar suara Dena. "Sil... Sisil aku sama kak Nobi! Aku selamat!"

"Dena!" Aku gatau harus bilang apa. Dena lepas dari lindunganku. Dena...

"Parkiran! Kata kak Nobi usaha ke parkiran! Ketemu di sana! Ketem..." Tapi suaa Dena ilang, diantara teiakan orang2 member2 dan zombie.

"Kita turun eskalator Sil sekarang!" Nadila setengah nangis, narik2 kerah aku.

Aku natap ke arah hilangnya Dena, yang sekarang digantiin banyak zombie. Aku usap air mataku.

"Parkiran," kataku sambil lari turun eskalator sama Nadila.

Parkiran.

BERSAMBUNG!

-Sisil Micchone