halo kaka kaka. devils attack kali ini penuh goyangan dan tangisan loh. ayo tonton ajaa~
- 投稿数
- 23
- コメント数
- 5
- 獲得 +1 数
- 7,545
- 獲得コメント数
- 1,996
Hai!
Ini dia nih episode terbaru #DevilsAttack yaitu episode ke 6.
Jadi kali ini kita +Saktia Oktapyani sama +Della Delila want to ask (tanya tanya) sama member-member tim T tentang haruka-san.
Kalo mau tau apa aja komen-komen dan keseruan dedey duduy dodoy dalam berinterprestasi sama member-member tim t, jangan lupa di tonton, komen sama + dan hesteg #devilsattack
we waiting for are yaa!!
-
Jennifer Hanna Check it out gann 😎
Devils Attack episode 6 😄👍🏼
*Ini dia speech terima kasih atas senbatsu sousnekyou kemaren.
Kalian sempet nonton? :)*
Akhirnya ini terjadi.
Aku sering mimpiin ini. Berdiri di panggung untuk berterima kasih sama kalian.
Aku sering nyobain ini di depan kaca, pake sisir jadi mikrofonnya,
sebelum keselek rambut.
Akhirnya ini terjadi.
Terima kasih Tuhan udah nyiptain aku.
Terima kasih untuk mama papa aku yang ngebesarin aku dengan kepercayaan diri melebihi tinggi badanku.
Makasih mama, papa. Sisil selalu rajin minum kalsium.
Terima kasih buat Nabilah yang udah jadi sumber inspirasi aku.
Makasih Nabilah udah ngajarin aku kalo harusnya jangan meler di depan TV.
Makasih temen-temen JKT48, temen-temen K3, Dena, Della, Via.
Makasih ngga ngandangin aku terus laporin aku ke rumah sakit jiwa.
Makasih buat staff-staff JKT. Makasih udah mau jadi tim yang bantuin aku berjuang keras.
Makasih buat internet. karena internet, orang berani jadi haters yang maki-maki.
Semoga hidup haters yang maki-maki bahagia. Soalnya pasti saat ini ngga bahagia, sampe kerjaanya marah mulu.
Dan paling penting, makasih. terima kasih.
Untuk fans-fans aku dan fans JKT48 yang udah vote aku.
Terima kasih udah mau ngevote dan masukin kode ke internet.
Tiap malem, tiap hari. tangan kalian pasti pegel.
Semoga Tuhan berkatin kalian sama balsem pelemas pegel otot.
Makasih yang udah mau ngumpulin uang buat beli vote dan handshake aku.
Makasih udah mau ngelakuin itu.
Semoga kalian ga perlu nabung sampe makan mi instan tiap hari lagi. Terima kasih.
Makasih udah mau ikutan percaya sama aku. Makasih, udah mau bantuin aku dobrak tembok dan bikin pintu sendiri.
Karena itu yang kalian ajarin ke aku. Kalau ga ada pintu buat dicari, kenapa ngga bikin pintu sendiri?
Terima kasih karena kalian udah mau percaya sama mimpi ini.
Ini untuk semua yang berani bermimpi walau diremehkan.
Jangan pernah berhenti bermimpi, walau diremehkan.
Dan fans-fansku, yang aku anggep teman-temanku, lihat?
Akhirnya ini terjadi juga. Ini kemenangan kita.
Taiga
Faiya
Saiba
Daiba
Baiba
Jya
Jya
Tuh kan? dari sini, chant kalian kedengeran lebih jelas.
YEAH AKHIRNYA!
Ini dia #DevilsAttack episode 4 hehe. Kali ini banyak curhatan yg masuk isinya tentang pacar atau gebetan. Jadi kita bantuin deh.
Jangan lupa komen sama + nya ditunngu yaa. Curhat mention kita aja sambil bilang
"Dey Duy Doy curhat dong"
Selamat menikmati.
イエーイ ついに!
これが、#DevilsAttack #デビルズアタック 第4話だよ ヘヘ 今回は恋人とか気になる人についての話が入った打ち明け話が沢山だよ。だから私たちがお手伝いするねぇ
+ でコメントするの忘れずにねぇ。離しながら私たちのメンションに打ち明けちゃおう
「デイ ドゥイ ドイ 打ち明けちゃおうよ」
どうぞ楽しんでね
-
Della Delila +13 Enjoy yah gais !!happy watching!!!🐥🐣
UNTUK SEGERA
Note: World-wide Announcement
PENGUMUMAN BAGI PENDUDUK
INDONESIA - HARI KE: TIGA
Jadwal pengeboman kota: JAKARTA
Dalam 1x24 jam sejak penyebaran informasi, Jakarta akan dibom untuk penanggulangan penyebaran spora dan yang terinfeksi.
Dengan serbuan misil ke seluruh daerah Jakarta.
Ledakan akan dipusatkan pada daerah SENAYAN sebagai ground-zero awal serangan yang terinfeksi.
Penduduk yang masih hidup diharapkan PERGI dari Jakarta secepatnya.
Penduduk dalam radius 3 kilometer dari lingkar Jakarta diharapkan PERGI dan menyelamatkan diri.
PENGUMUMAN PENANGGULANGAN SERANGAN ZOMBIE: SELESAI
UNTUK SEGERA
#walKingd3ad
UNTUK SEGERA
Note: World-wide Announcement
PENGUMUMAN BAGI PENDUDUK
INDONESIA - HARI KE: DUA
Penduduk diminta untuk tidak panik dan membuat keributan. Bantuan akan segera dikerahkan ke setiap daerah dan untuk kota besar di seluruh Indonesia.
Penduduk di luar kota besar diminta untuk diam dalam rumah dan mengunci setiap pintu juga jendela.
Kekuatan dan bantuan Negara akan dipusatkan pada daerah Senayan, Jakarta, sebagai titik awal serangan dan penyebaran spora.
Jangan panik.
Kunci pintu.
Persenjatai diri.
Lindungi keluarga anda.
PENGUMUMAN PENANGGULANGAN SERANGAN ZOMBIE: SELESAI
UNTUK SEGERA
#walKingd3ad
Walking Dead: The Members of JKT48 ep.6
"Tolong... Bunuh aku. Lindes kepalaku sebelum aku jadi zombie"
Permintaan terakhir fans kan Viny terus terngiang di telinga kami. Muka ka Viny pucet, ia memandangi kami dengan takut.
Kak Rona terdiam lalu berjalan masuk ke bagian supir mobil, namun Nadila berlari menahan kak Rona yang baru akan menginjak pedal gas. "JANGAN KAK", teriak Nadila. Kak Rona melotot dan menutup mulut Nadila, "Jangan teriak-teriak kamu nanti kedengeran zombie!" Katanya.
Aku terdiam bingung. Fans itu batuk darah makin banyak. Di kejauhan, bisa kulihat segerombolan zombie berjalan mendekat.
"Masa kita bunuh orang kak? Aku gamau bunuh orang!" Samar kudengar suara Nadila. Kak Rona keluar mobil, lalu menarik kami semua masuk ke dalam mobil. Aku duduk di belakang bersama kak Viny, sementra Nadila langsung duduk depan.
"Kak?" Tanyaku pada kak Rona yang berwajah keras. Tanpa ekspresi. "Pasang seatbelt kalian deh," kata kak Rona.
"KAK AKU GAMAU JADI PEMBUNUH", Nadila berteriak histeris. Kak Viny menangis lebih keras. Pelan, aku membayangkan bunyi tengkorak kepala manusia terlindas ban mobil. Aku membayangkan perasaan fans itu melihat ban mobil bergulir ke arahnya. Aku mual, mau muntah.
"Kita ga akan bunuh orang Nadila. Ga akan deh," Suara kak Rona bergetar. Mobil masih menyala, tapi kami tak bergerak. Di belakang, di kejauhan, kulihat gerombolan zombie makin mendekat. Suara geraman mereka mulai terdengar.
"Kak Rona kita pergi sekarang aja ya. Kita pergi ya?" Nadila terdengar memohon, namun kak Rona nyuekin. Suara geraman berpuluh-puluh zombie di belakang kami makin terdengar. Mereka sudah dekat.
"Kak?" Aku meraih pundak kak Rona, tapi dia hanya diam.
Sebentar lagi... Mobil kami akan diserbu zombie.
"KAK?!"
Kak Rona membalas teriakan aku dengan menabrak mobil ke belakang, tepat saat fans kak Viny sudah berubah jadi zombie dan berdiri. Mobil menabrak fans zombie itu sampai ke tembok, membuat bemper belakang penyok.
BRAAAAKKK
Aku menahan lontaran tubuh ke belakang kursi, kepalaku pusing terantuk head-rest. Kulirik, fans zombie itu patah tulang belakang dan jatuh ke tanah. Kak Rona maju sedikit, lalu melindas kepalanya. Darah dan cairan otak juga nanah kuning tumpah di aspal.
"KAK RONA MAJU!!!" Aku berteriak. Kak Rona menyetir mobil maju dengan cepat, sebelum gerombolan zombie sampai ke mobil. Satu zombie meraih bember belakang, tangannya tersangkut pada penyokal bemper. Nadila kembali berteriak histeris.
Kak Rona ngebut ke arah pos parkir yang hancur dan menabraknya. Pecahan kayu dan besi palang parkir menabrak mobil kami. Palang besi parkir itu terlempar ke zombie yg nyangkut di bemper belakang. Tangan zombie itu lepas dari badannya.
Mobil nyaris menabrak tembok saat keluar. DCIIIIITTTT! Kudengar gesekan mobil dan tembok. Kak Rona membanting stir lalu menginjak gas. Mobil melaju cepat, keluar dari parkiran dan FX, ke jalan raya.
Kak Rona kembali membanting setir, berusaha menghindari bangkai2 mobil. Diluar dugaanku, jalanan Senayan sepi.
Kak Rona terus menyetir ke arah pintu tol semanggi. Kami mulai tenang. Nadila tak lagi histeris. Kak Viny mengusap air matanya.
Sepi. Jantungku berdegup kencang. Ada apa ini?
Kak Rona melambatkan mobilnya. Di depan, aku melihat mobil berderet dalam kemacetan. Telingaku kemudian pengang dengan bunyi klakson. "Ini..." Suaraku bingung menggantung.
"Mereka gatau ada zombie apa?" Kak Rona terdengar kaget dan kesal. Aku melihat ke belakang, masih sepi. Kami seperti mobil di urutan terbelakang. Apa yang terjadi di Jakarta, selama kami kabur dari zombie di FX?
Satu orang di dalam mobil depan kami keluar, berteriak marah2. "Lebay banget..." Nadila berkomentar.
Tiba2, ada zombie yang berlari ke arah orang itu dan menerkamnya. Mendorong orang itu ke dalam mobil. Tak lama, zombie lain berlari dan ikut masuk ke dalam mobil. Kami terdiam. Sesuatu di dalam mobil depan kami pecah, membuat kaca mobil depan kami sekarang bersimbah arah.
Zombie...
LARI?!
Bukannya dari tadi zombie jalan dan ngga bisa lari. Ini... Kenapa ada zombie yg ganas berlari?!
Apa yang terjadi selama kami di FX?!
Nadila kembali berteriak ketakutan. Kak Viny meraih kak Rona di jok supir.
"Rona puter mobilnya sekarang!" Kak Viny berteriak kencang. Kak Rona reflek memutar mobil dan menjauhi kemacetan, berjalan melawan arah. Kembali ke arah FX?
"Kak jangan ambil arah HI. Kita ke arah GBK aja terus cari jalan ke Blok M!" Pikiranku kalut.
"AKU GAMAU BALIK KE SENAYAN!" Nadila membentak ketakutan. Aku juga bingung. Ke mana kami harus pergi.
"Kita cari daerah yang sepi!" Nadila lalu memberi ide yang langsung kubentak balik, "Ini Jakarta Nadila. Mana ada yang sepi?!"
Mobil sudah ke arah GBK saat kak Rona membentak balik, "JADI KITA KE MANA?!"
"Ke..."
Tapi kalimatku terpotong saat sebuah helikopter jatuh dari langit, dan meledak di hadapan kami. Kak Rona membanting setirnya panik, namun mobil terbanting, terhempas oleh ledakan.
Aku berpegangan sebisaku ke jok dan langit-langit mobil. Kami berteriak panik. Mobil berguling-guling lalu menabrak sebuah pohon besar yang jatuh di tanah, dalam posisi terbalik.
Aku terantuk menabrak langit2 mobil. Pandanganku kabur, dan ada nyeri panas dari atas kepalaku. Nyeri sakit luar biasa. Tenggorokanku sakit dan kering, badanku sakit di mana-mana. Kurasakan wajahku mendingin.
Darah mengalir dari kepalaku, membuat mataku pedih. Perlahan pandanganku mulai makin kabur. Aku melihat ke arah kak Viny, kepalanya juga bersimbah darah. Bajunya memerah. Ia menutup mata pingsan. Perlahan aku melihat Nadila dan kak Rona tergantung di kursi, badan mereka yang kebalik tertahan seat-belt. Darah menetes dari tangan kak Rona. Perlahan aku bisa mendengar nafas Nadila ditengah suara kesakitannya.
Perlahan mataku makin kabur. Segalanya jadi seperti tertutup kabut.
Perlahan semua ya gelap.
Menghitam
Segalanya
Gelap
BERSAMBUNG (?) TAMAT (?)
Hai!
Ini dia nih, #DevilsAttack pertama dari aku, +Saktia Oktapyani sama +Della Delila . Episode pertama ini kita mau kenalan dulu dan jelasin, apa sih #DevilsAttack ?
Jangan lupa mention kami curhatan kalian!
#DevilsAttack tayang tiap 2 minggu yaa.
Lezgo enjoy gaes!
ハーイ!
さぁ、私、+Saktia Oktapyani サクティア・オクタピアニ、+Della Delila デラ・デリラからの、最初の#DevilsAttack デビルズアタックだよ。 この最初のエピソードでは私たちは紹介と、#DevilsAttack デビルズアタックってなあに?っていう説明だよ。
みんなの本音を、私たちにメンションするの忘れないでね!
#DevilsAttack デビルズアタックは2週に一回だよぉ
レッツゴー、みんな楽しんでね!
Hai!
Ini dia nih, #DevilsAttack pertama dari aku, +Saktia Oktapyani sama +Della Delila . Episode pertama ini kita mau kenalan dulu dan jelasin, apa sih #DevilsAttack ?
Jangan lupa mention kami curhatan kalian!
#DevilsAttack tayang tiap 2 minggu yaa.
Lezgo enjoy gaes!
ハーイ!
さぁ、私、+Saktia Oktapyani サクティア・オクタピアニ、+Della Delila デラ・デリラからの、最初の#DevilsAttack 悪魔のアタックだよ。 この最初のエピソードでは私たちは紹介と、#DevilsAttack 悪魔のアタックってなあに?っていう説明だよ。
みんなの本音を、私たちにメンションするの忘れないでね!
#DevilsAttack 悪魔のアタックは2週に一回だよぉ
レッツゴー、みんな楽しんでね!
Walking Dead: The Members of JKT48 ep.5
"Kita ke parkiran bawah, terus curi mobil buat keluar" Kataku sambil berlari menuju eskalator. Ini minggu pagi, tak banyak mobil atau orang di parkiran basement. Harusnya aman.
Nadila terdiam sebentar, melihat ke arah jalanan luar yg tenang namun mencurigakan. Ia lalu berlari menyusulku.
Aku sampai di lantai FB, tinggal turun satu eskalator lagi untuk ke parkiran basement P1. Selagi berlari, seorang zombie menerkamku dari samping. Tapi aku sudah siap. Berteriak, kuhantam kepalanya berkali-kali dengan palu. Pecahan darah dan kepingan tengkorak mewarnai tembok disampingku.
Aku baru akan turun eskalator lagi bersama Nadila, saat kudengar geraman sekumpulan zombie mendekat. Nadila menunjuk pada dua papan iklan besar di kanan dan kiri eskalator. Bersama, kami menjatuhkan papan itu dan membuat baikade di mulut eskalator. Sekuat tenaga aku menarik jatuh papan itu. Bunyi debam berat meyakinkan kami bahwa para zombie akan tertahan sementara.
Aku berlari menuruni eskalator, lalu membuka pintu kaca parkiran yg sudah retak. "DENA!" Panggilku. Namun parkiran sepi, dengan sebuah mobil yg sudah gosong dan masih terbakar api, dengan berbagai pecahan mobil berserak di jalanan parkiran.
Aku melihat ke segala tempat. Tak ada Dena atau kak Novinta. Yg bisa kulihat adalah seorang zombie terjepit pintu mobil yg terbakar. Zombie itu menggeliat, gosong terbakar api, berusaha meraihku. Matanya terkorek dan menguning, nanah mendidih diantara jilatan api.
Aku terdiam. Apa yg terjadi di sini? Nadila menahan pekiknya, melihat pecahan mobil berserakan, gosong dan berasap panas.
"Dena..." Suaraku lirih mencari. Perlahan bisa kudengar geraman zombie menggema dari kejauhan.
"SIL!" Suara Nadila yg terpekik panik, bikin aku berbalik, siap memukul dengan palu. Zombie?!
"Sisil... Kamu masih idup? Kamu masih idup!" Suara halus agak cempreng itu sangat kukenal, bicara dengan tangis tertahan. Kuperhatikan cewe dengan rambut pendeknya dan mata sipit itu berdiri berpelukan dengan Nadila, keduanya menahan tangis. Kak Viny masih hidup, dengan tubuh berkujur darah dan nanah.
"Kak Viny?!" Aku berlari memeluk Kak Viny. Kak Viny batuk sebentar, terpukul pelan palu yang kuselotip di tanganku. Aku mundur lalu tertawa gugup. Kak Viny tertawa kecil lalu memelukku lagi.
"KAK?!" Suaraku tiba-tiba bertanya agak membentak. "Kak Viny liat Dena sama Kak Novi ngga tadi? Di sini! Mereka bilang bakal mau ke sini."
"Dena?" Kak Viny menatapku heran. Aku bales menatap kak Viny, menunggu. Kak Viny lalu menggeleng.
"Dena kak," aku bertanya lagi.
"Sil, aku ga liat" Kak Viny meraih pundakku lalu menggeleng.
"DENA DI MANA KAK?"
"SIL!" Nadila membentakku. Aku melotot pada Nadila, yang mundur sedikit. "Sil... Dena ngga ada di sini..." Nadila bicara lagi, berusaha menenangkanku.
"VINY?!" Tiba-tiba terdengar suara nyaring agak cempreng namun kuat dari kejauhan. Aku melihat ke arah suara itu, pada kak Rona yang berlari dengan rambut terikat, membawa linggis bersibah darah hitam kental. Kak Rona berhenti sebentar melihatku dan Nadila.
"Kak Rona?" Suara Nadila bergetar. Aku tak bisa menahan tangis lagi.
Kak Rona berlari ke arah kami, lalu memeluk aku dan Nadila. Linggis itu ia jatuhkan, berdentang di atas lantai parkiran. "Sisil Nadila kalian ke mana aja aduh kalian selamat ya huaaahhh," Suara kak Rona penuh tangis, ia lalu tertawa gugup sambil mengusap air mata. "Aku sangka yg masih di FX cuma aku sama Viny, sisanya kabur sama kak Melody atau udah mat..." Suara kak Rona tertahan tangis.
"Jangan omongin mati, Ya Rona." Ujar Viny sambil mengusap punggung Rona.
Tiba-tiba aku tersadar sesuatu. "Kabur? Kak Melody? Kak Rona, Kakak liat Dena tau kak Novi di sini?" Tanyaku pada kak Rona.
"Dena? Kalo ga salah Dena tadi ikut kabur sama kak Melody. Aku gatau tapi Novi aku ga liat," Kata Kak Rona sambil mengambil Linggis dan menyeka darah dengan jaket. Kak Rona lalu mengikat jaketnya di pinggang. Lengan kak Rona terlihat penuh goresan. "Aku ga mau ngomongin member yg aku ga liat ya Sil. Aku ga mau bayangin mereka kenapa-kenapa."
"Kak Rona kegigit?!" Nadila panik melihat lengan rona yang penuh goresan.
"Bukan, ini kegores pas aku kabur lewat ventilasi angin sama Viny dan..." Suara Kak Rona terpotong. "Vin, kamu harus ikut aku sekarang." Ujar kak Rona
"Tapi aku belom nemu air minum atau senjata..." Tapi kalimat kak Viny terpotong kak Rona yang berlari pergi.
"Sisil Nadila juga ikut!" Ujar kak Rona. Bersama, aku Nadila kak Vinny berlari mengikuti kak Rona menuju ke pojokan dekat pintu keluar mobil. Setiap ada zombie, kak Rona membimbing kami untuk berjalan pelan, menunduk dan menghindar tatapan zombie, bersembunyi berlari kecil dibalik tiang dan mobil. Kusiapkan paluku, berjaga-jaga.
Kami sampai di pojokan tersebut, agak sepi dari zombie. Pintu keluar mobil terhalang dua mobil bertabrakan, dan satu pintu lagi terhalang pos karcis mobil yg roboh.
Kami berjalan pelan ke belakang sebuah mobil Honda Brio. Aku dan Nadila lalu kaget, terkejut dan menahan suara kami.
Seorang cowo kurus yg kukenali sebagai fans kak Viny tebaring di atas aspal, di sebelah mobil. Wajahnya pucat dan ia terus batuk darah. Seluruh tubuhnya pucat, dan bisa kulihat uratnya bengkak dan menghitam.
Ada bekas gigitan di pundaknya, dan daging di dekat lehernya agak terkoyak. Bekas gigitan itu menguning.
"Dia bentar lagi bakal keabisan darah kayaknya loh Vin..." Kak Rona bicara pelan pada Viny yg terdiam menatap fans itu.
"Kak..." Suara Viny tertahan, saat fans itu mengangkat tangannya pelan, dan menyodorkan sebuah kunci mobil. Viny terdiam, wajahnya pucat.
Aku mendengar suara keluar dibalik batuk darah fans itu. Kak Rona bergerak mendekati kepalanya yg pucat. Kamu semua mengikutinya. Viny paling belakang, pucat menahan tangis.
"Siapa ini kak?" Tanya Nadila pada kak Rona. Kak Rona berusaha menekan luka fans itu dengan sebuah lap kotor besar. "Fans Viny yg tadi nyelametin aku sama Viny, nunjukin cara kabur lewat ventilasi ke parkiran. Dia kegigit pas mau nutup ventilasi, tadi..." Ucap kak Rona.
"Viny..." Suara fans itu tidak jelas diantara batuk darah. Viny mendekatinya. "Ambil.. Kunci... Kabur..." Ujar fans itu tersedak darah.
Viny menjulurkan tangannya bergetar, namun menggeleng. "Itu mobil kamu kak. Kami ga akan tega..." Ujar Rona, sambil terus menekan luka fans itu.
"Aku gapunya keluarga... Gapunya... Temen..." Fans itu terus berusaha menelan darah. Konon, kamu bisa menelan segalon darah sebelum muntah tidak kuat. "Aku... Punya kamu Viny... Semangatku..." Suara fans itu melemah. Perlahan, air mata turun dari matanya, bercampur dengan darah dan debu. "Kamu selamat ya... Buat aku. Kamu harus selamat Viny. Kamu harus hidup. Harus..."
Fans itu mengerang kesakitan, dan kunci mobil jatuh dari tangannya. Viny mengambil pelan kunci itu lalu menggenggam tangan fans kurus itu. "Handshake terakhir," ucap Viny sambil tertawa sedikit dan menangis banyak.
Kak Rona mengambil kunci itu, mata kak Rona merah menahan tangis. Ia lalu masuk ke mobil dan menyalakannya.
Aku salaman sama fans itu, lalu Nadila. Sebelum kak Viny pergi, fans itu menahan kak Viny. Lalu dia berkata, "Viny, aku gamau... Jadi zombie. Aku ga mau... Tolong bunuh aku. Tolong... Lindes kepalaku pake mobil..."
Viny makin pucat. "Ngga kak... Aku..."
Fans itu lalu melirik kami, tepat saat Kak Rona keluar mobil. "Tolong... Aku gamau jadi zombie... Tolong lindes kepala aku... Bunuh aku sekarang..."
Viny melihat ke kami semua dengan panik. "Aku harus gimana?"
Kabur pergi sekarang, atau ngabulin keinginan terakhir fans ini sebelum mati?
BERSAMBUNG
-
Priscillia Sari Dewi +3 YIHII makasih yaa yg udah ikutan voting milih kelanjutan cerita! Semoga pada suka epifsode baru nih hehehe gimana gimana?
Yuk yg belom! Menurut kalian, kabulin permintaan terakhir fams yg kegigitbitu... Atau pergi aja? :(( Bantuin aku yaa!
Walking Dead: The Members of JKT48 ep.4
Ada saat2 kamu butuh lari sekuat tenaga tapi kakimu mulai lemas dan kayak ada tembok ngehalangin di depan
Mungkin pas kamu lupa buat PR terus dicariin guru kiler
Mungkin lupa bayar utang
Mungkin lagi ikut lari maraton
Atau mungkin, lagi berusaha kabur dari kejaran zombie
Aku yg lagi kabur dari kejaran zombie, dan kakiku mulai lemah kayak jeli.
"Ayo Sil!" Nadila nyemangatin aku, tapi dia terus jatuh kecapean. Palu di tangannya lepas karena keringet yg basahin telapak tangannya. Aku narik Nadila berdiri, "Iya Paw ayo, kita bisa" kataku.
Ke Nadila aku kasih tongkat baseball-ku, dan kuambil palunya. Tongkat baseball pegangannya karet, jadi bisa ga lepas walau tangan Nadila keringetan. Kuambil palu, lalu tertawa bentar. Mirip PP halloweenku, yaGRAAAAAGGHHH!
Perhatianku teralih pas ada zombie yg mendorongku dari depan. Nadila narik zombie itu berdiri, nyaris jatuh. Aku pukul kepala zombie itu pake bagian belakang palu yg tajem. Palu itu menancap di kepala zombie, dan susah kulepas. Sambil Nadila terus meganging zombie, kutarik palunya sampai sebagian tengkorak dan otak zombie itu lepas. Cairan otak dan darah kena ke muka aku sama Nadila.
Mataku mulai kabur. Fisik kami member JKT48 ga lemah. Kami selalu latihan fisik supaya punya stamina bisa manggung di teater, demi fans. Latihan lari push up sit up plank dan semacamnya, itu makanan wajib supaya bisa perform dengan baik di depan mata fans. Kami bisa kuat.
Tapi ini beda. Aku udah gatau berapa lama waktu lewat. 15 menit? 5 menit? 1 jam? Yang kulihat dari tadi hanya orang2 berusaha kabur dari serangan zombie, member2 panik berpencar, zombie menyerang, aku serang balik, darah, otak zombie yang menguning, potongan tengkorak yg membusuk. Hanya itu, diulang2 terus dan aku mulai mual. Mungkin ini namanya lelah jiwa, mental, yg lebih membuat cape dari lelah fisik.
Sekuat tenaga kami sampai di lantai 2, lalu terdiam. Eskalator yg rusak berhenti, dipenuhin mayat manusia dan zombie. Beberapa zombie berusaha naik memanjat eskalator dengan kesusahan, sementara sisanya sibuk berebut memakan mayat, merobek2 mayat itu dan aku bisa lihat isi perut mayat beterbangan. Suara desis dan geruman zombie memenuhi lantai 2, yg mulai sepi. Aku melihat ke sekitar, tak banyak orang. Dan sedikit zombie.
Lebih banyak zombie di eskalator, aku dan Nadila ga mungkin lewat sana. Nadila mundur perlahan dan mulai menangis kecil, stick baseball jatuh dari tangannya dan berdenting saat beradu dengan lantai. Suara itu menarik perhatian beberapa zombie di lantai 2 ini.
Tanganku juga mulai keringetan, pegangan palunya terasa licin. Kulirik di dekatku ada booth jualan makanan, dan di atas mejanya sebuah gulingan selotip hitam. Kuambil selotip itu, kulilit selotipnya ke tangan dan paluku jadi satu. Semoga palu ini ga jatuh lagi.
Zombie di lantai 2 mulai mendekat ke kami. Nadila yg sadar itu mulai pucat, bergerak mundur sampai ke tembok. "Kita gabisa kabur lagi. Kita gabisa kabur lagi." Katanya.
"Jangan nangis kalo kamu nangis aku juga nangis..." Ucapku. Aku mulai berair mata. Jantungku berdegup kencang, kaki ku makin lemas. Tak adakah harapan lagi? Kami akan mati di sini, gagal kabur dan kalah melawan zombie. Paru2ku mulai sesak, jantungku sakit. Kami akan mati.
Dena.
Dena masih menunggu di parkiran bawah.
Pikiranku yg teringat Dena yg kabur bersama kak Nobi mulai sakit. Aku gaboleh mati di sini, Nadila juga. Saat kamu berpikir akan gagal, kamu pasti gagal.
Jangan berpikir akan mati, bahkan di depan kematian. Terus berusaha hidup, sampai hidup datang lagi.
Usaha keras tak akan mengkhianati.
Aku melirik ke lantai 1. Jaraknya tidak terlalu tinggi, dan ada sebuah kafe kecil di sana dengan atab dan booth kayu. Di tengahnya, berbagai tumpukan barang seperti kopi-kopi, tas dan baju para pegawai, sekalian mayat pegawai-pegawainya.
Aku ingat, tubuh manusia 80%nya adalah air.
Aku menarik Nadila berdiri. Reflek ia mengambil stick baseball. Kutarik dia sampai ke pinggir pembatas lantai 2. Di sekitar, zombie2 mendekat.
"Kita ga boleh dan ga akan mati di sini. Kita lompat." Kataku.
Nadila menggeleng, namun zombie2 yg mulai mendekat tampak lebih seram dari lompat ke lantai 1. Nadila mengusap air matanya, lalu mengangguk.
Maafkan aku mas mba pegawai kafe. Terima kasih.
Aku dan Nadila melompat dari lantai 2, je booth kafe di lantai 1.
BRAAAAAAKKK kami menabrak booth kafe itu, dan jatuh di atas tumpukan barang dan mayat. Aku bisa merasakan debu kayu dan tumpukan kayu menimpa kami. Aku bisa merasakan nyeri luar biasa di lengan kiriku. Aku mendorong tumpukan tripleks kayu dari atas tubuhku dan Nadila, lalu kulihat sebuah kayu berpaku menusuk lengan kiriku. Aku berteriak kesakitan.
Nadila yg panik, sambil mengadub kesakitan, menarik kayu paku itu dari lenganku. Nyerinya makin terasa, dan membuat pikiranku jadi fokus. Kami masih harus kabur.
Seluruh tubuh ini nyeri dan sakit, sampai ke tulang. Namun tidak ada tulang yg patah. Laju jatuh kami berhasil tertahan.
Nadila mengusap air matanya, lalu menarikku. Zombie mulai berdatangan. Kami berlari ke arah depab Lobby.
Pintu kaca lobby mal FX pecah berkeping2. Aku bisa melihat mayat orang tertusuk di sana, dan zombie2 yg tertusuk kaca namun masih bergerak2, berusaha meraih mayat dengan lapar. Namun, pintu lobby terlihat luas untuk kabur keluar.
Nadila menarik aku, mengajak kabur keluar mall dari pintu depan lobby yg sekarang pecah berkeping-keping dan terbuka. Aku ikut lari bersamanya, menuju area luar yg tampak lebih aman.
Dena.
Dena menungguku di parkiran bawah.
Aku berhenti mendadak, tarikan Nadila terlepas. Nadila berhenti lalu menatapku. "Sil, ayo kabur!" Katanya.
"Aku harus ketemu Dena. Dia nunggu di parkiran. Aku harus selametin Dena. Harus bareng Dena!" Kataku marah.
Nadila melihat panik ke sekitar, zombie2 mendekat. Air mata mulai berkumpul di pelupuk matanya. "Sil... Kita harus pergi sekarang. Dena..." Namun suara Nadila terpotong bentakanku.
"DENA MASIH IDUP!" Ujarku. Tapi aku juga mulai menahan tangis. Berapa kemungkinan Dena hidup?
"Sil, kita harus bareng. Kita kuat bisa selamat kalo bareng. Pikir pake logika Sil..." Suara Nadila lirih. Dan zombie makin deket.
"Sil.. Aku ikut kamu aja. Tapi kamu pilih ya dan pilih yang bener ya Sil... Kita kabur keluar sekaranf, atau lari ke parkiran bawah nyari Dena?"
Nadila bertanya menatap kepadaku. Aku melihat ke sekitar. Rombongan zombie berjalan mendekat.
Keluar dari mall penuh zombie lewat pintu lobby sekarang, atau ke parkiran bawah mencari Dena dan mobil?
BERSAMBUNG
.
.
.
.
.
.
Dan kalian yang nentuin kelanjutannya! Pilih: Aku dan Nadila selamat keluar lewat pintu lobby? Atau ke parkiran nyari Dena dan mobil?
Pilih ya! Comment di bawah. Piliha Yg terbanyak, itu akan nentuin kelanjutan cerita ini!
- Sisil Mako Mori, pilot Gipsy Danger no 48 -
-
Priscillia Sari Dewi +3 Siiippp yang udah ikutan voting kelanjutannya gimana, aku catet ya!
Maaf ya pada nunggu lama ep.4-nya :(
Yuk bantuin aku milih, keluar lobby atau ke P2 di #walKingd3ad ini!
Walking Dead: The Members of JKT48 ep.3
Aku terlalu banyak nonton horror. Aku tau gitu, soalnya sekarang, ini bukan film horror lagi.
Sekarang? Kenyataan. Kenyataan bahwa baru saja di depan mataku, kak Rona nyaris kehilangan sebagian daging lehernya oleh gigitar zombie. Zombie yg kemudian kak Rona tusuk dengan apapun benda ditangannya sampai kepala itu seperti daging di tusuk sate.
Tapi itu tadi, beberapa menit yang lalu. Beberapa menit yg membuatku sadar kalau TV dan film membuat semuanya terlihat gampang, padahal nyatanya? Tidak. Beberapa menit yang lalu dan sekarang?
Aku ada diantara banyak zombie, dan untuk tetep hidup itu... Susah.
"AAAAAAHHHHHHH!" Ada suara teriakan dari belakangku, tapi aku udah gasempet lagi liat ke belakang. Gabisa. Karena saat ini ada satu zombie siap menggigitku.
Aku ayun sekuat tenaga tongkat baseball, yang kena ke rahang zombie. Rahangnya patah, tapi zombie itu masih menyerangku. Aku dorong kepalanya ke tembok sampai tongkat baseballku nusuk kepalanya.
Darah zombie mengalir di sisi tongkat baseballku. Aku cabut secepatnya. Ngga ada waktu untuk diam. Gada waktu utuk berhenti. Aku harus menerjang kedepan, melawan tumpukan zombie di depanku.
Benar kan. Sedetik aku bengong, ada zombie menerjang dari sisi kananku. Aku bisa dengar Dena teriak histeris. Tangan Dena kupegang erat. Aku gasempat mukul zombie itu. Ah, aku mati sekarang....
BRYAAAKKKKK
Nadila memukul kepala zombie itu ke samping dengan palu. Gatau dapet dari mana, gapenting. Yang penting aku selamat. Zombie itu agak goyah, dan aku sempet mukul kepala dia. Kupukul berkali kali. Pukul.
Pukul.
PUKUL.
Kepalanya hancur di lantai.
Aku ngeliat ke arah Nadila yg pucet. Kita sama2 tau, ini serangan asli. Bukan kayak yg kita liat doang pas nonton walking dead. Ini bukan TV. Ya Tuhan ini beneran terjadi?
"Jangan ke lift," Suara Nadila campur sama nafas yg abis. Dia kecapean. Aku ngangguk. Tadinya aku mau lari ke arah lift, tapi aku gabisa bayangin gimana jadinya kalau zombie masuk ke lift sama aku. Dan Dena.
"Ini zombienya belom terlalu banyak," katalu sambil terus lari ke arah eskalator. "Harusnya kalau kita ngehindar dan cuma bunuh pas butuh sih, bisa"
Nadila ikut lari di sampingku, dan Dena agak di belakang, kupegang tangannya erat erat. Aku gatau member lain di mana. Aku bisa denger teriakan mereka, liat kelebay baju mereka, tapi di mana-mana, yang keliatan jelas cuma gerombolan zombie.
Dan beberapa yg sekarang nutup jalan ke eskalator, bergerak ke arah kami.
Aku sama Nadila berusaha ngelawan zombie di depan kami. Berat. Badan mereka beras dan mereka kayak binatang lapar, gapeduli dipukulin gapeduli apapun, cuma mau makan daging kami. Aku mukul asal2an, yang penting mereka ada jarak sama aku. Nadila juga. Dena ngejagain samping agak belakang, nusuk2 zombie sebisa dia.
Dua zombie cewe nyerang aku, numpahin badan mereka kearahku. Aku tahan, tapi badanku kecil. Bert. Aku harus mukul mereka!
Reflek kupukul mereka pake tongkat baseball. Kupegang erat tongkat baseball pake dua tangan, terus kuayun kuat2 ke kepala mereka. Hasil latihan push up member JKT48 berguna, beberapa pukulan kepala mereka ancur.
Aku nafas kecapean. Nadila baru aja nusuk kepala zombie pake belakang palu. Kupegang erat2 pegangan baseball pake dua tangan.
Loh?
Dua tangan?
Aku... Aku tadi lagi gandeng Dena kan?!
"DENA?!" Aku berbalik, ke arah belakangku.
Zombie.
Zombie.
Zombie.
Ngga ada Dena.
"DENAAAAAAAAA?!" Air mataku mulai jatuh. Tapi barisan zombie itu tebel banget, aku gabisa lewat. Mereka denger teriakanku, dan berbalik ke arahku.
Nadila narik kerah bajuku, narik aku mundur, tapi aku nolak.
Tiba2 kudengar suara Dena. "Sil... Sisil aku sama kak Nobi! Aku selamat!"
"Dena!" Aku gatau harus bilang apa. Dena lepas dari lindunganku. Dena...
"Parkiran! Kata kak Nobi usaha ke parkiran! Ketemu di sana! Ketem..." Tapi suaa Dena ilang, diantara teiakan orang2 member2 dan zombie.
"Kita turun eskalator Sil sekarang!" Nadila setengah nangis, narik2 kerah aku.
Aku natap ke arah hilangnya Dena, yang sekarang digantiin banyak zombie. Aku usap air mataku.
"Parkiran," kataku sambil lari turun eskalator sama Nadila.
Parkiran.
BERSAMBUNG!
-Sisil Micchone
Heeeee. Ini dia film pendek aku #DailyLifeOfSisil yang baroooo.
Bikin kilat sih, soalnya udah lama ga... Semoga kalian suka ya :D
Walking Dead: the Members of JKT48 ep.2
Mama masih belom ngangkat telfon.. Aku doa semoga mama ketiduran, atau di daerah rumah belom ada zombie.
Aku bego. Tapi ya mau gimana lagi? Aku nangis lagi.
Kak Lidya sama kak Rona masih berdiri di deket pintu keluar backstage. Dari luar kedengeran suara melolong sama geram apapun mahluk di luar sana.
Aku ngelirik ke samping. Ada Nadila yg lagi nahan nangis, ada kak Vinny yg lagi sibuk buka hape.
Aku ngusap air mata. Aku gabisa di sini terus. Aku harus ke tempat mama. Tapi...
Kak Lidya, yg lagi pintu keluar pake meja bareng kak Rona, mulai keliatan kesel. "Masa gada kabar apa2 di twitter atau di mana kek?!" Katanya.
Kak Vinny ngegeleng. "Di twitter semuanya normal-normal aja, aneh kan? Tapi..."
Aku ngebuka twitterku sendiri, ngecekin semua mention yg masuk sama tweet orang2.
"...ngga ada yg ngomongin masalah ke FX..." Suaraku pelan ngeberesin kalimat kak Vinny. Kak Vinny ngeliatin aku lama banget, terus ngangguk.
Lidya mukul pintu, kesel. "Kok gitu sih ini apaan sih?!"
"Zombie," Suara kak Rona datar.
"Yakalo zombie masa ngga ada yg ngomongin?" Kak Lidya mulai keliatan panik. Aku bisa liat keringet turun di pipinya, bikin darah kering di muka kak Lidya luntur, kayak make-up kena keringet.
Semua diem lagi. Aku bisa rasain tangan Dena yg meluk tangan aku dingin, kukunya nancep ke lenganku. Dena pasti ketakutan banget. Dia takut hantu sama yg kayak gini. Aku gigit bibirku nahan sakit dicakar dia. Gapapa Dena kukunya kenceng megang aku, yang penting Dena tenang.
Suasana sepi ini tiba2 bikin aku, sama member2 lain sadar, kalo ada bunyi berisik dari belakang. Aku ngeliat belakang, ke kak Nobi yang tangannya sibuk.
Kak Nobi tiba2 berdiri, di tangannya ada satu gagang pel kayu yg ditajemin, ditambah piso gunting yg diselotip.
"Kita harus keluar dari sini mumpung masih bisa, Lid." Suara kak Nobi geter karena takut.
"Hah?"
Kak Nobi nunjuk ke arah pintu. "Cuma ada satu kemungkinan. Di twitter, gada yg panik karena zombie. Artinya mereka belom tau. Dan kata Sisil, gada yg ngetweet ttg pergi ke FX atau ada di FX..."
Kak Nobi ngeliat ke kak Lidya sama kak Rona. "Artinya, zombie baru ada di FX sini. Belom nyebar. Sejam pertama serangan zombie, zombie belom outbreak. Kemungkinan. zombie emang baru ada di FX doang," kata kak Nobi.
Kak Lidya keliatan bingung, "Paan sih kok gitu?" Tapi terus kak Lidya diem. Dia mikir.
"Kita kumpulin apa aja buat jadi senjata dari sini, terus usaha lari keluar. Mereka zombie pelan, bukan yg lari. Asal kita usaha, kita bisa selamat, Lid." Muka kak Nobi agak keliatan semangat. Campuran takut dan semangat.
Yupi tiba2 kedengeran ngomong, "Loohh, terus kalo kabur kita ke mana?"
Nadila yg tadinya nahan nangis, sekarang keliatan bertekad. Mukanya lurus. "Pulang aja dong, mumpung masih sempet, abis itu jauh2 dari Jakarta."
Yupi geleng, poninya goyang kenceng. "Gamau! Masa pergi dari Jakar..."
Aku tiba2 sadar, ngerti maksud kak Nobi sama Nadila. "Jakarta orangnya banyak banget, Yupi. Bayangin kalo zombienya udah nyebar. Banyak zombie nanti di sini, kita malah mati gabisa kemana-mana," kata aku.
Aku ngelirik ke kak Nobi sama Nadila, yg lirik aku balik. Kak Lidya nanya, "Ini ide dapet dari mana?"
Kak Nobi aku sama Nadila ngejawab bareng mantap, "walking dead." Aku gabisa nahan sedikit senyum.
Kak Rona yg daritadi diem, bilang "Aku setuju keluar dari sini".
Kak Lidya ngeliatin kami semua, mikir.
"Aku setuju sama mereka," Suara kak Naomi tiba-tiba muncul. Dia berdiri, meluk Sinka yang nahan nangis. "Kita gamungkin di sini terus2an."
Kak Lidya ngeliatin kami semua. "Oke, kita kumpulin senjata. Kalo udah semua, kita kabur. Senjata kayak tongkat base..."
"Ini punyaku kak Lidya," Suaraku tiba2 keluar. "Ini gift buat aku," aku bohong, tapi aku butuh ini untuk ngelindungin Dena.
Dena takut zombie, dan aku gakan biarin Dena sendiri. Kalo Dena kenapa-napa, aku yg salah. Soalnya...
Dena kan harusnya ngga di FX, ngga di sini. Dia di sini karena nungguin aku. Aku yg minta Dena ke sini. Aku yg bikin Dena dalem bahaya. Kalo Dena kenapa-napa, aku yang salah.
Aku gamau. Gamau Dena kenapa-napa. Gamau.
Kak Rona ngelirik aku, "Iya itu gift Sisil," kata kak Rona ke kak Lidya.
"Oke yang lain kita cari apa aja buat senjata," kata kak lidya.
Kak Lidya sama kak Rona mundur pelan dari meja dan pintu. Pintu ketahan meja, aman, tapi ngga bakal lama-lama. Akhirnya kami semua mencar, nyari senjata.
"Sil kita..." Dena suaranya pelan, tapi aku tau dia mau bertarung juga. Aku temenin Dena nyari senjata, tiang besi dari tempat gantung baju. "Kita bareng ya kakaknyo, jangan lepasin tangan dedeknyo nanti," Kata aku.
Akhirnya semua member pegang senjata. Apapun, yang bisa mereka pake senjata. Aku liat kak Lidya make stand mike yg ujungnya berat, buat mukul. Kak Rona, pisau gunting besar yang jadi kayak pisau beneran.
"Semua udah siap belom?" Kak Lidya ngasih isyarat buat kak Nobi, kak Noella, kak Nat, kak Yona, sama kak Naomi buat maju bareng dia sama kak Rona. Barisan yg paling depan buat berantem pas pintu dibuka.
Aku terus megangin tangan Dena. Di sebelah kiriku, ada kak Vinny. Kak Vinny make tongkat kayu tebel yg diruncingin, gatau dapet dari mana.
"Kakaknyo jangan lepas tangan dedeknyo," kataku. Suaraku takut. Dena harusnya ga di FX. Dena di sini nungguin aku. Kalo dia kenapa-napa, itu salahku. Aku gamau. Gamau Dena kenapa-napa.
"Dedeknyo jangan lepas tangan kakaknyo juga, kakaknyo lindungin dedeknyo juga," Dena bales. Suara Dena mantap, siap.
Kak Lidya sama kak Rona megang gagang pintu. Dari luar pintu aku masih bisa denger suara zombie2 laper daging.
"Itungan ketiga aku buka ya," kata kak Lidya. "Satu, dua...
Tiga!"
BERSAMBUNG
(((JENG JENG JENG)))
-Sisil Micchone
#walKingd3ad
Walking Dead: the Members of JKT48 ep.1
"Ini siapa dapet gift tongkat baseball?"
Aku ngelirik ke kak Rona, yg lagi megang tongkat baseball besi warna merah/kuning. Kak Rona ngelirik ke aku.
Aku geleng, terus balik lagi sibuk ngiket sepatu latihan. "Aku kali. Aku kan baseball batman kayak di te raid 2," kataku abis itu.
Kak Rona senyum kecil, terus sok2 ngayunin tongkat itu. Galama, pinggang dia sakit. Kak Rona berenti terus ngeliatin tongkat itu.
"Encok ya kak pinggangnya? Kalo aku sih aman, lemak pelumasnya banyak di pinggang," Aku ketawa dikit. Kak Rona cuma ketawa dikit juga.
Kita ini lagi di backstage. Backstage rame sama Team K3, yang bentar lagi mau latihan.
Karena ngga ada yg ngaku pas kak Rona nanya, aku jadi mikir kalo itu gift buat team J atau gen 3. Tongkat baseball. Siapa coba yg suka main baseball di JKT48?
"Kayaknya punya team J sih Sil," Ada yg ngomong dari belakang telingaku. Aku kaget, langsung merinding gara2 nafasnya geli gitu di kulitku. Aku balik terus ngeliat Dena lagi senyum iseng.
"Loh Dena ngapain ke sini?" Kak Rona nanya, sambil ngambil lagi tongkat baseball dari aku.
Dena sambil mukanya datar nunjuk ke aku, "Ini si Sisil kak ngajakin nonton nanti. Film horror katanya," Dena mukanya agak sebel. Aku peluk terus cubit pipi Dena.
Emang hari ini abis latian aku mau nonton Ju-On yg baru. Harusnya abis itu aku latian sama kak Rona dan team K3 lain, terus Dena nunggu abis itu kita nonton, mumpung weekend.
Tapi batal semua, pas tiba-tiba pintu keluar backstage yg harusnya dijaga satpam bunyi keras kayak ada yg nabrak.
BRAK!
Lorong backstage yg masih rame sama team K3 + Dena, jadi diem. Kaget. Terus tiba-tiba, ada suara cowo-cowo teriak2 berisik. Terus, suara satpam teriak kenceng banget. Teriak kayak mau mati.
Kita semua kaget terus diem. Pintu backstage bunyi keras lagi. BRAAAKKK!
Dena narik tanganku, makin deket ke dia. "Apaan itu?" Aku denger suara Vinny kenceng, agak geter suaranya. Aku ngelirik ke Vinny, yang lagi bareng kak Lidya. Kak Lidya terus jalan ke pintu, mau ngebuka ngintip ada apa.
Kak Lidya belom sempet sampe pintu pas pintu tiba2 kedobrak, kebuka lebar. BRUAAKKK!
Ada dua orang cowo cewe, badan mereka agak tinggi, jalan pelan masuk ke dalem backstage. Kaki mereka jalannya kayak diseret-seret. Badan mereka kayak kaku, tapi gajelas. Aku liat matanya pada putih doang, terus kulitnya pucet abu2.
"Loh gaboleh masuk sini, maaf ya ini backstage," Kak Lidya ngomong, suaranya antara kaget kesel tapi masih sopan. Kayak ngingetin.
Mereka diem, tetep jalan. Kak Lidya mudur dikit2, mukanya agak kesel. "Babeeeeehhh?" Kak Lidya manggil pak Max, satpam. Tapi tiba-tiba dari mulut dua orang yg masuk backstage itu, keluar darah. Darah merah gelap bergumpal, kentel dan baunya aneh. Baunya ngga enak, kayak daging ayam mentah basi busuk.
Kak Lidya kesandung terus jatuh, duduk di lantai. Kayak dikode, tiba2 mulut dua orang cowo cewe itu kebuka, gigi mereka ijo campur merah item darah. Mereka mau nerkam gigit kak Lidya.
Tiba-tiba, kak Rona lari ke arah mereka, bawa tongkat baseball, dan mukul kepala cewe yang mau nerkam kak Lidya, sampe jatoh ke belakang.
Aku diem. Aku Dena kak Rona emang berdiri deket pintu, deket kak Lidya. Kami semua diem, karena kak Rona barusan mukul kepala orang itu sampe tengkoraknya kayak masuk ke dalem, matanya kayak masuk gitu.
Cowo yg satu lagi tiba-tiba mau nerkam ke arah kak Rona yang berdiri di deket dia. Kak Rona kaget gasiap, tapi terus Vinny yang di deket sana lari bawa gunting kain gede, terus nusuk yg mau nerkam. Vinny dorong dia sampe jatoh.
Kak Rona mukanya pucet, ketakutan. Aku lebih takut lagi, kak Rona kok berani nekat mukul orang sampe separah itu.
Terus kak Rona ngucap sesuatu pelan. Satu huruf yg bikin aku sadar ini lagi ada kejadian apa.
"Z.."
Tapi omongan kak Rona ketahan, pas ada dua sosok bangkit berdiri.
Nih kalo manusia normal harusnya udah sekarat minimal pingsan dipukul sama ditusuk gitu. Tapi dua orang itu bangun lagi, kayak ngga ada apa-apa. Cowo tadi ditusuk kak Vinny, perutnya masih nancep gunting. Cewe yg kepalanya kayak agak penyet, berdiri biasa. Mereka gerem kayak binatang buas, terus nerkam ke arah kak Rona sama kak Lidya.
Kali ini kak Rona sama kak lidya gasiap. Kak Lidya gasempet berdiri, berusaha nahan yg nerkam. Darah merah item bergumpal kental tumpah dari mulut cewe itu, ke muka kak Lidya yang sekarang merah gelap penuh darah.
Kak Rona juga gasiap, dia reflek lepas tongkat basebalnya, nahan badan mahluk yang nyerang dia, pake tangan doang. Lantai di bawah mereka penuh darah.
Semuanya diem, bingung, ketakutan.
Terus tongkat baseball yg tadi dilepas kak Rona guling ke deket kakiku. Dena narik tanganku makin kenceng, kukunya kerasa nusuk ke tanganku.
"Tolong. TOLONG HGFTGH" kak Lidya ngomong aja susah, banyak darah tumpah di mukanya.
Aku reflek ngambil tongkat baseball di deket kakiku, terus aku ayun pukul kuat2 kepala cewe yg nerkam kak Lidya sampe pecah palanya. Terus aku dorong cowo yg nyerang kak Rona. Mahluk itu nabrak tembok. Aku ngayun tongkat baseball, nginget2 the raid 2, terus mukul kepala mahluk itu pecah ke tembok. Di tembok pecah cairan darah, potongan tempurung kepala, otak, sama bau busuk kayak mayat.
Kak Rona diem sebentar, terus tiba2 kayak sadar sesuatu, terus narik meja di deket pintu. Kak Rona pake meja itu buat nahan pintu supaya gabisa dibuka dari luar. Pas kak Rona selesai, pas pintu kayak ada yg dorong2 mau buka.
Kita semua diem. Yg kedengeran cuma nafasku, nafas kak Rona, sama kak Lidya yg batuk2 berusaha bersihin mukanya.
Aku kak Rona kak Vinny liat2an. Kita terus ngeliat ke semua member yg mukanya pucet semua. Kedengeran suara di luar, ngegaruk2 pintu gerem2 kayak binatang laper. Aku ngeliat ke Dena yg pucet, keringet dingin.
Aku tau kak Rona bener. Aku bilang, "Tadi itu... Zombie..."
BERSAMBUNG
(((JENG JENG JENG)))
-By Sisil Micchone
Ya Tuhan, biarkanlah mereka tau ini berdasarkan kisah nyata
Bahwa aku akan terus ingat mereka yang berjuang untuk menyenteriku.
Entah dengan batre alkaline atau charge-an tapi yang penting mereka lakukan bersama.
Bahwa aku tahu dibalik kesendirian dan kesepian melihat saingan, mereka tetap mengumpulkan kertas untuk menulis namaku walau tangan mereka pegal.
Dan aku berdoa semoga Kau berikan mereka salep pelemas otot supaya tidak salah urat.
Bahwa merekalah pahlawan-pahlawanku, yang bersama ataupun sendirian menjawab harapanku untuk lebih maju lagi.
Dan jika mereka merasa jatuh atau malu atau gagal atau kalah atau marah atau (Tuhan, aku ga tau apa lagi emosi kekecewaan yang... OH IYA KECEWA), atau kecewa?
Jika mereka merasakan itu semua biarlah mereka tau bahwa peraturan pertama dari pemenang adalah: Berdiri.
Bahwa mereka cukup berdiri lagi bersamaku, dan berjalan pelan tapi pasti. Sebab aku akan selalu bersama mereka dan aku tahu mereka ada di sisiku.
Sebab untuk apa malu dan kecewa? Saat aku tahu apa yg mereka perjuangkan demi aku. Dan karenanya aku menangis tiap malam jika kuingat berapa banyak yang mereka korbankan demi menulis namaku untuk voting senbatsu.
Bahwa aku memintamu Tuhan, untuk lindungi mereka. Berkahi mereka. Dan pastikan mereka baik-baik saja.
Bahwa jika satu pintu tertutup aku tak peduli pintu lain ada atau tidak. Aku mau ambil palu besar, bikin lubang di tembok, lalu buat pintu baru.
Dan aku cuma bisa membuat pintu itu dengan bantuan mereka.
Sebab itu bukan pintu aku. Itu pintu kami bersama.
Tuhan, sederhananya, tolong beri tahu mereka: terima kasih sudah mendukungku di voting senbatsu.
Ayo kita jalan bersama lagi. Sebab, Tuhan, jalannya masih panjang ya?
Amin
Priscillia Sari Dewi, JKT48 Team K3
神様、これは事実であることを彼らに知ってもらうと嬉しいです。
いつも私に光を照らしてくれる彼ら。
電池であれ、充電器であれ、どちらにしても、最も大事なのは一緒にやることです。
彼らは、ライバルを見て、寂しさや孤独感を感じている私に、手が疲れるほど私の名前を書き続けてくれるのです。
神様に、その痛みを和らげる為の薬をくださいますよう、お祈りします。
彼らは私のヒーローでもあり、自分が抱いている夢が叶うまで、共に走って行ってくれるのです。
それを全て感じていたら、優勝者にとっての大事な規則は立ち上がることを知ってもらいたいです。
私と一緒に立ち上がり、ゆっくりと歩いて前に進んでゆく。
彼らも一緒にいてくれることがわかっています。
後悔することなんて必要ない!私の為に、彼らがやり遂げてくれたことは知っているから、選抜総選挙の期間中に頑張ってくれた彼らを思い出すと、涙が出るのは当然のことでしょう。
唯一の神様、彼らをじっと見守ってください。
これからもずっと彼らを祝福して、元気にしてあげてください。
一つの扉が閉まると、他の扉があるかないかは全く気にしません。
私自身は大きいハンマーを取って、壁に穴を開けて、新しい扉を作ろうと思っています。
そして、彼らの力を貸すことしか作ることが出来ません。
それは私ひとりだけの扉でなく、寧ろみんなの扉です。
神様、選抜総選挙で投票をしてくれてありがとうと彼らにお伝え願えませんか。。。
共に歩んで行きましょう!この先はまだ長いでしょうね?
アミーン
JKT48チームK3のプリシリア・サリ・デウィでした。
Di playlist mobil ada R U Mine-nya arctic monkeys. Terus waktu itu aku ngga sengaja liat video vlipnya.
Ternyata keren. Eh, sisil dena kan jago sok keren.
Gamau kalah dong aku. Akhirnya nunjukin ke si +dena. Eh dia suka juga.
Jadi.
Gini deh hasilnya :P
メリークリスマス♪
インドネシア語ではクリスマスのことをnatal って言うんだよー
ナタルー!
ちなみ今日は学校で2学期終業式だったよー!
家族でトランプなう!
ケーキはお母さんの手作りだよー!
みんなへのプレゼントでこの前のジャカルタでのコンサートのオフショット
レナカメラ♪
コンサートは本当に楽しかったし、最初デビューの時は50人くらいしか来てくれなかったころや劇場が満席にならず椅子に向かって笑った日に比べると5、000人の人が二回も会場を埋めつくしてくれることが本当に幸せなことだと感じました!
みなさん本当にありがとうございました!!!
誰かのためにの新セットリストを出来るだけたくさんジャカルタで公演に出れるようにがんばります!!
Cow cow さんも本当に面白かったです!!
Merry christmas!!
Sekarang main sama keluarga!
Kuenya handmade sama mama!
Oh iya ini hadiah natal dari aku ke kalian!
Offshot waktu aku konser di jkt yang kemarin!!
Seru banget dan banga 4,000 orang masuk!!! Dua kali!!!
Makasih semuaaaa!!
-
Rena Nozawa +34 一コメ!
-
Rena Nozawa +12 Gak ada libur!!! Enak yaaa yang ada libur.............
-
Rena Nozawa +13 Gak ada libur musim panas juga....... Kan ada kerja.... -_-
-
Devi Kinal Putri +16 wah rena...
-
Priscillia Sari Dewi +5 Aahhh ada fotokuu berarti aku jadi seno sozawa yaa :p
GANBASENAAA!:p -
Priscillia Sari Dewi +3 Aahhh ada fotokuu berarti aku jadi seno sozawa yaa :p
GANBASENAAA!:p
Pagi menjelang siang ^^
Selamat beraktivitas yaa kalian
Hari ini aku teater, kalau kalian ngapain hari ini? apapun aktivitasnya semangat yaa! Jangan mau kalah sama hari ini (>_<)> hehe
Jangan telat makan siang dan sholat jumat yaa bagi yang menjalankan:)
Have a great day all♡
こんにちわー
今日は劇場にて出演予定ー
みなさんは?何をしててもいつもがんばってねー
そして、ちゃんと金曜日礼拝と食事しててねー
よい一日をー
-
Gabriela Margareth Warouw +2 Ohiyaa jangan lupa sholat jumat jugaa :))
-
Gabriela Margareth Warouw +5 Itukan selody bukan sisil....
-
Gabriela Margareth Warouw +4 Lagi jam istirahat :) kalian lagi apa?
-
Gabriela Margareth Warouw +3 Iya ditunggu kedatangan kalian diteater ya :)
itu fotoku pas direct selling di Surabaya^^ -
Priscillia Sari Dewi +1 Wuihhhh kak gaby cantiknyooooo selody nya jugaaa:P
-
Gabriela Margareth Warouw +1 Eh neng selodyyy apa kabar ><
#DailyLifeOfSisil in The Horror Day
Heeyy! Aku bikin film pendek lagi dibantu kakak aku dan sepupu ku :D
Buat yg udah nonton edisi pertama #DailyLifeOfSisil, makasih yaaaaa :D buat yg udah komen, +, dan promote di twitter, apalagi :*
Edisi kedua film pendek aku ini judulnya 'The Horror Day'. Hiiiiiii ceyem.
Soalnya, aku suka banget nonton film. Terutama film horror dan yg seru berdarah2. Kayak 'The Raid', 'Noroi: The Curse', 'One Missed Call', dan 'Battle Royale'.
Suka ngga?
Komen yg banyak yah :D, di + jugaaaa. Komen twitter juga boleh, sebar2in yaaa. Dukungan kalian sangat berharga :)
Jangan lupa kalau mau komen dll di twitter dan G+ pakai hastag #DailyLifeOfSisil yaaaa :)
Jadi, siap ngehorror?
ヘーーーイ!私はまたお姉ちゃんといとこと短編フィルムを作ったよ。:D
最初のを見てくれた人はありがとう。:D なにより、コメントをTwitter、g+でくれたひとありがとう:*
2作目の短編フィルムタイトルは「The Horror Day」きょわいよーーー。
なぜなら、私はホラーを見るのが好きなの。
一番わくわくするのは血だらけのホラー映画。
"The raid","Noroi","One missed call","Battle royale"
みんなはすき?
たくさんコメントしてね:D g+でもねー。Twitterでコメントも大丈夫だよ!拡散してねー。みんなの応援は貴重なものになってるからね。
コメント等Twitter、g+でする時には、忘れず#DailyLifeOfSisil とハッシュタグを付けてね。
そして、ホラーする準備はできたかな?
#DailyLifeOfSisil
Wiiii abis bikin film pendek sama kakak aku. Seru abis bro! Asiknyoooo
Ini judulnya?
#DailyLifeOfSisil :D
Yg ini edisi tema... Sekolah!
Gimana gimana suka ngga?
Kalo suka sebarin yooooo.
Nanti bikin lagi ah, hehe. #DailyLifeOfSisil dengan edisi tema berbeda.
Hihi :D komen yaaaaa. Yang banyak! Ajakin temen temen mama papa tetangga sepupu handai taulan woooooooo
-
Nadila Cindi Wantari +2 keren banget sil :D
Royale!
kemarin2 aku sempet bt karena kehabisan stock film horror yg keren
Ngga sengaja aku ketemu film action yg keren banget dan bikin aku sampai terkesima!
padahal aku ngga terlalu suka action :P
judul nya 'Battle Royale'! kalian tau? keren banget loh
cerita nya, anak muda Jepang udah terlalu ngga hormat sama orang dewasa. karena dendam, pemerintah nerapin peraturan:
'setahun sekali ada Battle Royale. Di mana satu kelas anak muda diculik, disekap dalam sebuah pulau, dan harus saling bunuh hingga tersisa satu'
Gila banget ngga sih?!
Tapi film nya kereeeeennnnn. Setiap adegan berantem dan kematian nya bermakna banget. aku sampe bengong :`|
yg paling aku suka, setiap tokoh yg 'jahat' ternyata punya alasan dan latar belakang tersendiri. keren :))
aku jadi bayangin... gimana ya kalo member masuk battle royale?
hiii!
semua nya jangan lupa ya besok nonton teater bokuno taiyo
besok sisil perform loh
jangan lupa dateng ya kan aku udh jarang" perform tuh^^
makasihh
lariilah diriku dengan sekuat tenaga...
yaelah bro
Rena Nozawa
2